Search

Minggu, 28 Juni 2020

Seorang Suami Hendak Melakukan Hubungan Intim Dengan Istrinya, Namun Istrinya Telah …..



Seorang Suami Hendak Melakukan Hubungan Intim Dengan Istrinya, Namun Istrinya Telah …..

 


Pria ini berfikir bisa selalu memeluk erat seorang waanita yang dia nikahi dan yang pernah memberi kebahagiaan dalam hidupnya.

Seiring berjalannya waktu, pria bernama Chang yang dulu statusnya hanya seorang buruh. Kini telah menjadi kepala bagian, lalu membuat perusahaan konstruksi sendiri.

Sekarang perusahaannya semakin besar dan terkenal, godaan terhadap dirinya pun semakin banyak.

Malam itu, dia membalikkan badan istrinya, hanya sekedar ingin berhubungan suami istri. Namun dia menyadari, kini istrinya semakin menua, tubuh yang langsing kini sudah berisi, kulitnya pun sudah tidak halus lagi. Jika dibandingkan dengan sejumlah wanita cantik di sekelilingnya, dia hanya lah seorang wanita desa yang kusam. Keberadaan istrinya mengingatkan pada masa lalu yang sederhana.

Dia berpikir, pernikahan ini sudah mencapai titik akhirnya. Dia menyetorkan uang sebesar satu juta yuan ke rekening istrinya, agar istrinya dapat membeli rumah yang nyaman di pusat kota. Dia bukanlah pria yang tak berperasaan, tidak mengatur kehidupan istrinya selanjutnya, dia merasa kurang tenang.

Akhirnya dia pun meminta untuk bercerai. Istrinya duduk dihadapannya, dengan tenang mendengar alasan perceraiannya, mata istrinya pun terlihat tenang. Namun mereka telah menikah 20 tahun, dia tahu betul semua tentang istrinya, dia tahu bahwa tatapan tenang istrinya, sebenarnya menyimpan rasa perih yang teramat dalam di dalam hati,

Dia tiba-tiba menyadari bahwa dia sangat kejam. Hari yang telah ditentukan untuk berpisah pun tiba. Hari itu sesuatu yang terjadi pada perusahaannya, ia menyuruh istrinya agar menunggu  di rumah sebentar. Saat siang hari, ia akan kembali membantu istrinya untuk pindahan. Pindah ke rumah baru yang telah dibelinya itu, dan 20 tahun pernikahan mereka berakhir sampai disini.

Sepanjang pagi, hatinya sangat gelisah. Begitu siang tiba, ia segera kembali kerumah. Namun rumah sudah sepi,  istrinya telah pergi. Di atas meja ia mendapati kunci rumah yang ia belikan untuk istri, buku tabungan yang nilainya satu juta, dan sepucuk surat yang ditulis istrinya untuk dia.

Ini adalah surat pertama yang ditulis istrinya untuk dia : “aku sudah pergi, kembali kerumah orang tua di kampungku, semua selimut sudah kucuci, dan juga sudah dijemur, aku menaruhnya dirak sebelah kiri, saat musim dingin tiba, jangan lupa mengeluarkannya. Semua sepatu sudah ku semir, jika robek kamu bisa pergi ke toko sol sepatu dekat rumah.

Kemeja di lemari bagian atas, kaos kaki dan ikat pinggang di laci bawah. Saat beli beras, ingat merk Jin Xiang, pergilah ke supermarket, disana tidak ada merk yang palsu. Xiao Sun setiap minggu akan dating untuk bersih-bersih, jangan lupa memberikan gaji di setiap akhir bulan.

Oh ya, jika sudah ada baju yang tidak terpakai, berikanlah ke pada Xiao Sun, dia akan mengirimkannya ke kampong, keluarga mereka akan sangat senang. Setelah aku pergi jangan lupa minum obat, lambungmu kurang sehat, saya sudah menyuruhkan orang untuk membelikanmu obat lambung dari Hongkong, seharusnya cukup untuk setengah tahun.

 Dan lagi, kamu selalu lupa membawa kunci saat keluar rumah, aku sudah menitipkannya pada receptionist, jika kamu lupa lagi, ambil disana. Saat pergi, jangan lupa tutup jendela sebelum keluar rumah, air hujan yang masuk akan membasahi lantai. Aku sudah membuatkan pangsit untukmu, saat pulang, masaklah itu…”

Setiap huruf yang ditulis istrinya sangat tidak rapi. Namun setiap katanya bagaikan peluru yang yang menusuk kedada secara tubi-tubi. Dia perlahan menuju dapur, memasak pangsit yang sudah disiapkan. Dia tiba-tiba berfikir akan 20 tahun yang lalu, dia berdiri diantara tumpukan tiang dan menjadi buruh semen.

Tidak jauh dari tumpukan tiang tersebut ada suara yang berteriak memanggil namanya sambil membawakan pangsit, mengingatkan akan suara yang membawakan kebahagiaan itu ; mengingatkannya akan rasa puas setelah memakan pangsit itu. Seakan baru saja melewati sebuah pesta ; mengingatkannya akan masa dimana ia mengucapkan sumpah, “aku akan membuat wanitaku bahagia.”

Dia berbalik menuruni tangga dan segera masuk ke mobil, setengah jam, ia sampai ke stasiun kereta dan mendapatkan sitrinya hendak masuk ke kereta menuju ke kampungnya, dengan nada yang tinggi ia berkata, “kamu mau kemana?! Aku begitu lelah bekerja setengah hari ini, dan tidak ada nasi dirumah, istri macam apa kamu? Keterlaluan, cepet ikut aku pulang!”.

Dia terlihat sangat galak dan kasar (kompensasi dari menyesakkannya) istrinya pun dengan mata yang basah, mengikutinya dari belakang dan ikut pulang ke rumah. Perlahan-lahan air mata istrinya menjadi bunga mekar.

Istrinya tidak tahu, suaminya yang berjalan di depan juga sedang menangis. Saat perjalanan dari rumah menuju stasiun kereta, ia sangat ketakutan, takut jika tidak menemukan istrinya lagi, takut kehilangan istrinya.

Dia memarahi diri sendiri, begitu bodoh hendak mengusir istri sendiri, ternyata kehilangan istrinya seperti kehilangan tulang rusuk, begitu sakit. Pengalaman ini, membuat hubungan mereka semakin erat setiap harinya.

Sayangilah istri anda karena kehilangan seorang istri yang baik hatinya sama saja seperti kehilangan tulang rusuk. Istri yang baik akan menemani engkau hingga enggan sukses dan kaya raya. Namun setelah engkau kaya raya, janganlah engkau berpaling dari mereka dan menganggap mereka tidak lagi berguna.

 

Learning :

“kesetiaan seorang wanita diuji ketika sang pria tidak mempunyai apa-apa, dan kesetiaan pria diuji ketika dia telah mempunyai segalanya”

 

Source IG : @info_parenting.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar